Selasa, 14 Februari 2012

cerpen kedua...............


 
annyeong haseyo...ini cerpen reproduksi kedua.....heheheh...tapi belum diedit.....maunya nanti iedit....mianhae.....tapi tetep disini mintak perdapat dan saran.....oke......jeongmal gamsahamnida...........
 
“Omma Mianhae”
Sang surya tampak akan meninggalkan peraduannya dan menandakan sang rembulan akan bersinar menggantikan tugasnya menerangi bumi. Begitupula  dengan lampu-lampu jalan yang mulai dihidupkan untuk menerangi jalanan kota seoul yang becek setelah diguyur hujan selama seminggu ini. Banyak orang berlalu lalang di jalan untuk sekedar menghilangkan sters setelah bekerja seharian dengan menikmati malam yang cerah dengan bulan purnama yang indah dan taburan bintang dilangit. Namun cerahnya malam ini tidak secerah hati namja1 yang sedang duduk di ruang tunggu pasien Rumah Sakit Seoul. Wajahnya menyiratkan rasa kekawatiran akan keadaan seseorang yang telah dirawat di ruang perawatan tersebut. Krekk....pintu ruang perawatan tiba-tiba berbunyi, dan keluarlah sang dokter dengan perawat yang mengekor di belakangnya. Tiba-tiba seorang namja dengan pakaian lusuh dan rambut acak-acakan yang mungkin tak disisir dari kemarin datang menghampiri dokter dan langsung bertanya.
“dokter...dokter bagaimana keadaan ibu saya?” tanyanya dengan muka yang kawhatir.
“mmhh....ommamu mengalami struk ringan karena terlalu lelah dan banyak pikiran.  Untung cepat mendapatkan pertolongan sehingga kaadaannya tidak menjadi parah. Tapi tetap jaga ommamu dengan baik agar tidak terjadi hal seperti ini lagi, jangan biarkan ommamu melakukan pekerjaan yang berat dan juga jaga dia agar tetap tenang dan tidak sters” jawab sang dokter panjang lebar yang membuat namja tersebut menganguk-nganguk dengan pasrah.
ne araseo2” jawabnya dengan lemas
“aku peringatkan kalau sekali lagi kejadian ini terulang mungkin ommamu tidak bisa diselamatkan” kata sang dokter kemudian sebelum meninggalkan namja tersebut.
Mendengar  perkataan dokter namja tersebut menjadi diam dan mematung di depan pintu ruang perawatan ommanya sambil melihat sang ibu dari kaca pintu. Ommanya adalah seorang pedagang kue keliling. Setiap hari ia selalu bangun sebelum sang surya menampakan sinarnya untuk membuat kue dan memjajakannya ke pasar-pasar dan toko-toko yang jaraknya cukup jauh. Ia tidak mempunyai sepeda motor ataupun sepeda, yang dia punya hanyalah gerobak tua yang dia gunakan untuk tempat menampung kue-kue yang ia buat. Sehingga setiap hari ia harus berjalan bermil-mil jauhnya untuk menjajakan kuenya. Ia melakukan itu untuk menghidupi 2 orang anaknya yaitu minhyuk dan sora. Minhyuk adalah anak sulungnya yang sekarang duduk di bangku sekolah menengah atas dan sora adalah anak bungsunya yang sekarang duduk di seolah dasar. Demi menyekolahkan dan memberikan pendidikan kepada kedua anaknya ia rela berjalan bermil-mil jauhnya dengan panas matahari yang menusuk tulang. Dia tidak ingin anaknya bekerja ataupun membantunya membuat kue. Ia hanya ingin anak-anaknya belajar agar bisa lulus dan mendapatkan pekerjaan yang baik dan dapat hidup dengan baik. Namun karena kaadaan fisiknya yang sudah tua, ahirnya tubuhnya tidak bisa lagi menahan rasa lelah yang terus menyerang dan akhirnya ia pingsan saat sedang menjajakan kuenya.
            “minhyuk....minhyuk......!” terdengar suara ibunya memanggil dari dalam kamar. Suaranya begitu pelan dan lemah. Mendengar suara sang ibu namja yang bernama minhyuk tersebut tersadar dari lamunannya dan bergegas menghampiri ibunya.
            “ne omma gwenchana..?” katanya langsung masuk dan duduk di kursi yang sudah disiapkan. Ia langsung menggenggam tangan ibunya . Ibunya hanya bisa tersenyum melihat kekhawatir anak sulungnya tersebut.
            ”sora dimana..?” kata ibunya menanyakan anak bungsunya
            “aku suruh dia pulang untuk mengambil beberapa baju untuk ibu”
            “mengapa kau suruh dia pergi sendirian..? kalau dia kesasar bagaimana..?” kata sang ibu menghawatirkan anak bungsunya itu. Di kwatir sora akan tersesat di jalanan kota Seoul yang besar itu.  
            “tak apa-apa bu aku suruh gi young untuk mengantarkannya. Tenang saja!” kata minhyuk menenangkan ibunya.
            “oh....kalau begitu tak apa-apa, omma  jadi tenang” katanya tak khawatir lagi karena sora sudah bersama dengan gi young teman baik minhyuk yang sudah dianggapnya sebagai anak sendiri. “kapan dia datang ?” tanya ibunya lagi
            “mungkin sebentar lagi” jawab minhyuk sambil melihat jam yang bertengger di tangan kanannya. Dan tak lama kemudian sora muncul dari pintu dengan gi young yang mengikutinya dari belakang sambil membawa tas berisi baju.
            “omma....!” teriak sora sambil lari menghampiri kakak dan ibunya, kemudian memeluk ibunya dengan erat seakan tidak akan pernah melepaskannya.
            “mmmhhh....anakku tersayang apakah sudah mandi...? tanya ibunya sambil mengusap-ngusap kepala anaknya.
            “sudah dong lihat kan wangi...haha, tapi liat oppa omma bau belum mandi..hehe..” kata sora mengejek kakaknya, tapi yang diejek malah hanya tersenyum dan tidak membalas. Dia malah meninggalkan mereka berdua dan berjalan kearah gi young yang sejak tadi memeperhatikan keluarga kecil bahagia tersebut.
            “gomawo”  katanya setelah sampai di tempat gi young. “mian sudah merepotkanmu”
            “gwenchana, kalian sudah kuanggap seperti keluargaku sendiri” jawabnya sambil tersenyum. “oh ya, apa kata dokter?”
            “dokter bilang struk ringan , harus selalu diawasi agar tidak terjadi seperti ini lagi. Karena kalau sekali lagi begini mungkin omma tak terselamatkan” jawabnya sambil memperhatikan adik dan ibunya yang sedang bercanda.
            “mmh...sabar minhyuk bibi pasti selamat, bibi adalah orang yang kuat” kata gi young menenangkan minhyuk . “kalau begitu aku pulang dulu” kata gi young sambil menepuk-nepuk bahu sahabat baiknya itu. Minhyuk hanya bisa mengangguk, karena ia tak tau lagi harus berkata apa kepada sahabatnya ini. Tak terhitung lagi jumlahnya berapa kali keluarga gi young sudah membantu keluarganya.  
            “bibi aku pulang dulu” katanya sedikit berteriak agar suaranya didengar
            “oh..ne..hati-hati dijalan gi young. Gomawo sudah mengatarkan sora” jawab ibu minhyuk sambil tersenyum
            “dada oppa, gomawo” teriak sora sambil melambaikan tangannya. Gi youg lalu membalasnya dengan melambaikan tangan juga dan pergi setelah membungkuk sedikit kehadapan ibu minhyuk.
            Hari berlalu begitu cepat. Tidak terasa sudah 1 minggu ibunya dirawat dirumah sakit. Selama itu minhyuk minta izin di sekolahnya untuk beberapa minggu agar bisa menjaga ibunya. dan sora sekarang tinggal di rumah gi young karena rumahnya sepi. Keadaan ibunya pun perlahan membaik. Namun pada suatu pagi.
            “minhyuk-ah..minhyuk-ah...” ucap ibunya membangunkan minhyuk anaknya yang tidur di sebelah tempat tidurnya. Dengan malas minhyuk bangun karena mendengar suara sang ibu.
            “mmhh...wae..” jawab minhyuk sambil mereganggan tubuhnya.
            “Sora dimana..?
            “dia aku suruh pulang dan tidur dirumah gi young. Waeyo?
            “mmmhh...kau sebaikya mencari ayahmu..? kata ibunya tiba-tiba. Mendengar itu minhyuk terkejut karena sudah sepuluh tahun berlalu sejak ayahnya meninggalkan mereka untuk pergi  ke Busan dan tidak memberi kabar sama sekali. Ayahnya pergi setelah meninggalkan hutang yang begitu banyak dan melampiaskan semua perbuatannya kepada ibunya. Sejak saat itu ia memutuskan bahwa ayahnya adalah orang jahat yang meninggalkan keluarganya dan tidak bertanggungjawab. Lagipula ia sudah lupa akan wajah ayahnya sehingga untuk apa ia mencari ayah yang tidak bertanggung jawab seperti itu. Ia sudah merasa bahagia dengan keluarga kecilnya sekarang tanpa ayah.
            “kenapa aku harus mencari appa? dia telah meninggalkan kita dan membuat omma jadi begini?” katanya melampiaskan semua kesalahan pada ayahnya
            Mendengar perkataan anaknya ia hanya bisa tersenyum dan menjawab. “dengan keadaan omma sekarang, omma tidak bisa menghidupi kalian berdua. Lagipula mungkin umur omma mungkin sudah tidak panjang lagi. Jadi sebaiknya kau mencari appa dan hidup bersamanya!” kata ibunya sambil mengusap kepala anak kesayangannya tersebut.
            “ani....aku tetap tidak mau mencarinya. Omma tak akan apa-apa dan tentang uang, aku akan mencari kerja dan menghidupi omma dan sora. Dan untuk apa kita mencari seseorang yang telah lari dari tanggungjawabnya dan tidak memberi kabar selama 10 tahun” jawab minhyuk masih tidak mau mendengarkan ibunya.
            “kau tidak boleh begitu, bagaimanapun dia itu appamu. Mungkin dia ada alasan tertentu sehingga tidak bisa menemui kita” kata ibunya memberikan penjelasan.
            “tetap saja...meskipun begitu, apakah wajar kalau tidak menelfon ataupun mengunjung kita selama 10 tahun ini. Kalau dia benar-benar sayang kepada kita, seharusnya dia datang dan tidak membiarkan ibu bekerja sampai begini” jawabnya tak mau kalah sambil sedikit berteriak.
            Mendengar itu ibunya menghembuskan napas pasrah dan berkata “kalau kau tidak mau mencarinya, maka ibu saja yang akan mencarinya!” ancam ibunya sambil mencoba bangun dari tempat tidur.
            “ani....ommaaa...jangan! untuk apa kita mencari orang tidak berguna itu?” katanya setengah berteriak sambil mencegah ibunya untuk turun dari tempat tidur.
            “kau....kau.....ahk..ahk.....” tiba-tiba ibunya sulit bernafas dan mulai tak sadarkan diri.
            “omma..ommaaa......!!dokter...dokterr......” teriaknya panik melihat keadaan ibunya.
            Dengan cepat dokter dan perawat datang dengan membawa tabung oksigen dan alat-alat kedokteran lainnya. Langsung saja ibunya diberikan tabung oksigen dan obat penenang. Minhyuk diminta untuk menunggu diluar selagi penangannan tersebut. Diluar ruangan minhyuk berjalan bolak balik sambil memikirkan keadaan ibunya. Dia berfikir dalam hati. Bagaimana kalau ibunya meninggal karena mendengar perkataannya. Bagaimana kalau ibunya meninggal sebelum bisa bertemu ayahnya. Seharusnya tadi ia tidak berdebat dengan ibunya. Seharusnya tadi ia menyetujui saja keinginan ibunya. Jika dari tadi dia bilang ia tentu saja keadaannya tidak seperti ini. Oh Tuhan....tolong selamatkan ibuku....jebal....!. katanya dalam hati sambil terus berdoa. Beberapa menit kemudian dokter keluar dari ruangan dengan wajah yang menunjukan kalau telah terjadi sesuatu yang sangat diinginkan.
            “mian...ibumu tidak bisa diselamatkan. Ia mengalami struk berat dan tidak bisa ditolong lagi”
            Kata-kata dokter tersebut bagaikan bumerang yang menusuk dadanya. Dia tidak bisa berifikir jernih, yang ia fikirkan adalah ia telah membunuh ibunya. Ia telah membunuh ibu kesayangannya. Secepat kilat ia pun masuk ke dalam ruangan dan melihat ibunya dengan air mata yang mulai menetes satu persatu membasahi pipinya.
            “omma...omma....kau tidak benar meninggalkan, kau hanya tidurkan?” tanyanya kepada tubuh yang mulai mengeras itu dengan suara yang bergetar. Karena tidak ada jawaban akhirnya ia menangis sejadi-jadinya disamping tubuh ibu kesayangannya sambil terus berkata dengan mata yang berlinang air mata. “omma...ireona.hiks...ikss....ommaa...jangan tinggalkan aku dan sora sendirian hikss...omma...ireona...!”. lalu tiba-tiba gi yong datang dengan sora. Gi yong terkejut melihat bibinya sudah tidak sadarkan diri dengan minhyuk menangis disampingnya. Melihat situasi tersebut jadi gi young menggendong sora dan berjalan menghampiri minhyuk.
            “berhentilah menangis! bibi pasti tidak senang jika melihatmu begini” kata gi yong sambil mengelus-elus bahu minhyuk untuk menenangkannya.
            “oppa...kenapa oppa menangis disamping omma? Nanti omma bangun bagaimana?” kata sora dengan polos karena masih tidak mengerti dengan keadaan seperti ini.
            Mendengar perkataan adiknya minhyuk bangun dari tempat duduknya dan menggendong sora. “ani...oppa tidak menangis. Tadi ada sesuatu si mata oppa..” jawabnya sambil tersenyum.” Dan omma...dia tidak akan bangun, dia akan tetap tidur...selamanya!” katanya lagi sambil kembali tersenyum.
1 bulan kemudian
            Tidak terasa sudah sebulan ibunya meninggal. Sekarang minhyuk dan sora tinggal bersama keluarga gi young. Dan hari ini adalah tepat sebulan kematian ibunya, sehingga minhyuk datang ke kuburan ibunya untuk berdoa. Ia tidak mengajak sora karena yang sora tau sampai saat ini adalah ibunya masih tidur dengan pulas di tempat yang jauh. Ketika sora bertanya mengapa ibunya tidak bangun-bangun, minhyuk selalu menjawab kalau ibunya lelah dan butuh istirahat jadi tidak boleh diganggu. Dan setiap mendengar jawaban dari kakanya, sora selalu diam dan tidak akan bertanya lagi. Sesekali minhyuk berpikir untuk memberitahu keadaan yang sebenarnya kepada sora. Namun gi young selalu bilang untuk bersabar dan menunggu sora agar lebih dewasa dan mampu mengendalikan emosinya. Minhyuk menurut saja kata-kata gi young karena ia juga tidak mau adiknya merasakan sedih yang berkelanjutan.
 Sesampainya di kuburan ibunya, minhyuk langsung memberikan bunga lili putih, bunga kesukaan ibunya.dia menaruhnya di atas kuburan ibunya dan memberikan sedikit wewangian lala berdoa. Setelah itu ia duduk didepan kuburan ibunya merenung sejenak.
 “ omma apakah kau senang disana? Aku dan sora baik-baik saja disini. Dan tentang ayah aku sudah mulai mencarinya......” katanya sedikit bergetar karena dadanya mulai terasa sesak dan air mata telah menetes membasahi pipinya. “maafkan aku karena tidak mendengarkan perkataanmu.....dan malah membentakmu.....” ia tidak melanjutkannya. Kini air matanya telah mengalir dengan deras membasahi pipinya. Dan dibalik tangisnya itu ia kemudian berkata dengan pelan “omma mianhae”. 


oke.....udah selesai baca.....heheh...semoga reader senang........komentar...komentar.........
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar